Pagi ini
teman2 kerja ku lagi asyik ngomongin anak mereka yang baru masuk Sekolah
Menengah Pertama. Dimana mereka lagi membahas Masa Orientasi Siswa anak mereka.
Aku yang baru memiliki anak berumur 4 bulan hanya tertawa mendengar cerita
mereka, karena aku gak punya cerita aku hanya ceritakan pengalaman waktu masa orientasi ketika aku masuk jenjang SMP. Mendengar
salah satu seniorku pagi ini membuat suasana kantor menjadi heboh, karena
anaknya yang baru masuk SMP di suruh oleh kakak kelasnya untuk membawa barang
dengan petunjuknya yaitu harus membawa Cokelat Marshanda. Ada2 aja tuh
permintaannya kakak kelasnya. Orang tua mana yang tahu Coklat Marshanda, atau
anda tahu? Ternyata Cokelat marshanda yang dimaksud adalah Cokelat Cha Cha,
diambil dari nama panggilan Marshanda yaitu Chaca.
Lain lagi
cerita temanku yang satu lagi, anaknya disuruh membawa makanan dan minuman
OSIS, dan ternyata adalah Sosis dan Minuman mineral bermerek OASIS.
Dan ketika
aku berceloteh didepan mereka soal pengalaman waktu masa orientasi dan ceritaku ini kutulis disini aja. Masa
Orientasi Siswa ( MOS ) adalah masa dimana siswa baru menjalani tahap
perkenalan dengan siswa lain, sekolah serta masa Penataran Siswa.
Nah aku punya
pengalaman lucu nih ketika masuk SMP dulu yaitu masuk di SMP Negeri 135 Jakarta
Timur pada tahun 1993. Dimana waktu dulu aku berangkat sekolah disuruh kakak
kelasku dengan menggunakan tas yang terbuat dari kantong terigu, lalu berdasi
dari Terong Ungu, bertopi Caping serta memakai dot. Celakanya semua embel2 itu
harus dipakai sebelum masuk gerbang sekolah, karena akan ada senior yang
menunggu jauh digerbang sekolah. Wah merah aja tuh muka ku kalau dilihat oleh
warga sekitar sekolahku. Tapi karena tuntutan senior yah ikuti aja.
Dan tibalah
hari terakhir MOS, semua siswa baru diharap membawa makanan, agar bisa dibagi2
sama senior dan teman2 yang lain. Waktu itu aku dan ketiga temanku yang satu
kelompok disuruh satu orang membawa Pisang Sesisir. Gawat nih pulang sekolah
jam 5, nah kapan belinya tuh. Sedang kedua temanku itu sudah membelinya.
Malam hari
aku bingung, kebetulan ortu memang gak ada dana buat beli, wong buat beli beras
aja susah waktu itu. Nah berniat mau balsa dendam sama kakak kelasku wakt MOS, maka
aku punya ide. Aku gak jadi bawa pisang sebanyak satu sisir, maklum mahal sih,
maka sebagai gantinya aku bawa saja sebuah pisang dan satu buah sisir rambut
milik ibuku.
Begitu
sampai di sekolah aku jadi bahan tertawaan sekaligus kena hukuman seniorku.
“Kenapa kamu gak bawa pisang sesisir seperti dua teman mu itu?”, tanya
seniorku. ” Lah ini kan juga sama kak, pisang dan sisir”, jelasku. Dan aku pun
menjelaskan begini, Kalau dalam bahasa indonesia SE itu artinya satu jadi kalau Sesisir berarti satu
sisir. Jadi pisang sesisir versiku adalah Satu Pisang dan Sebuah Sisir. Dan apa
yang terjadi, suasana yang tadinya tegang menjadi pecah dengan gelak tawa semua
peserta MOS.
Namun dengan
membawa Pisang dan sisir itu berujung dengan hukuman buat aku, aku disuruh
makan pisang yang dibawa tersebut tanpa memegangnya dan aku disuruh merapihkan
rambut seniorku yang berjumlah lima orang dengan pisang masih nongkrong
dimulutku itu. Sial benar hari itu, niat mau ngerjain senior eh malah dikerjain
balik.
0 komentar:
Posting Komentar