Jumat, 16 Maret 2012

"http://www.ziddu.com/download/18889483/2huzein.docx.html" CERPEN - Kisah kasih di sekolah Senin Pagi, matahari rendah memantulkan uap yang terjebak dilindungi dedaunan. Hari yang indah dimana hari ini adalah hari pertama siswa – siswi SMP Pertama masuk sekolah setelah menikmati liburan semester. Piddha, seorang siswa cerdas bersiap-siap untuk mengikuti upacara dilapangan sekolahnya. Dengan langkah yang terlalu percaya diri Ia menuruni anak tangga satu demi satu sampai akhirnyaaaa….Ooppss! Piddha terpeleset. Untung sajaada seorang siswa baru bernama Huzein yang menolongnya. “ehmmm..terima Kasih ya,” kata Piddha yang wajahnya mulai memerah. “Oke deh, tapi lain kali kalo jalan hati-hati ya,” kata Huzein sambil tersenyum seraya meninggalkan Piddha yang masih terpesona oleh sikapnya. Tak lama kemudian, upacara pun dimulai. Semua murid mengikuti upacara dengan hikmat dari awal hingga akhirnya. Ditengah Upacara tersebut sang kepala sekolah mengumumkan siswa –siswi yang berprestasi, lagi – lagi nama Piddha terpanggil sebagai juara umum. Sementara itu, Piddha sama sekali tidak sadar bahwa dirinya disebutkan sebagai juara umum,matanya terlalu sibuk mencari sesosok pahlawan yang telah menolongnya ditangga tadi. Sampai akhirnya Alfian teman sekelas sekaligus sahabatnya berteriak tepat di depan telinga Piddha. “Piddhaaaa….!” Kata Alfian “apasih yan? Ini tuh lagi upacara, jangan berisik dong!” sergah Piddha “Piddha, nama kamu dipanggil kepala sekolah tuh, kamu disuruh kedepan sekarang. Oh iya, selamat ya jadi juara umum lagi.” Kata Alfian agak kesal “Hah??? Kamu serius?? Beneran kan?” Kata Piddha penasaran “Iyaa, mana mungkin aku bohong.” Seru Alfian “Yaudah deh, aku kedepan dulu ya. Makasih ya Alfian .” Kata Piddha dengan wajah gelisah seraya maju kedepan untuk menerima hadiah. “Hah? Pinter – pinter kok tulalit.” Kata Alfian Bel sekolah pun berbunyi menandakan waktu istirahat yang telah tiba. Namun Piddha masih berdiam dikelas melihat teman – teman barunya. Tanpa disengaja sorot matanya menuju tempat duduk yang berada dipojok kelas. Piddha sangat terkejut melihatnya, Ia tak menyangka bahwa dirinya satu kelas dengan anak baru yang menyelamatkannya itu.Piddha pun dengan segera menghampiri Huzein. “Haii!” Sapa Piddha “Eh, Piddha,” kata Huzein “Kok kamu tau nama aku sih?” “Tadi kan nama kamu dipanggil kepala sekolah karena menjadi juara umum disekolah kan?”Kata Huzein “Iya, emang kenapa?” Tanya Piddha “Wah hebat ya, Aku nggak nyangka sama sekali bisa sekelas sama orang pinter kayak kamu. Oh iya, kenalin nama aku Huzein anak baru disekolah ini.” Puji Huzein “Oh..Huzein. Aku kira Justin Bieber. Abisnya mirip sih, haha.” Tanya Piddha bergairah “Ah, kamu ada-ada aja. Ehmm..kamu nggak ke kantin? Tanya Huzein “Lah kamu sendiri?” “Aku kan anak baru belum terlalu hapal dengan tempat-tempat disekolah ini. Nanti kalo aku ke kantin terus aku lupa jalan kekelas gimana?” kata Huzein “kamu itu kayak anak kecil ya. Nggak akan kesasar kok, kan ke kantinnya sama aku, yukkk!” ajak Piddha “Hah? Serius? Yaudah deh yuuk!” Kata Huzein yang langsung berjalan menuju kantin bersama Piddha. Hari Senin pun berlalu, hari selasa pun hadir mengiringi Kisah-kasih antara Huzein dan Piddha disekolah. Pukul 06.10, Piddha sampai dikelas. Dengan sikap yang gelisah, ia pun langsung berlari menuju tempat duduk Huzein dan segera minta maaf karena dirinya tak bisa membalas sms dari Huzein karena pulsanya yang habis. Tanpa berfikir panjang, Huzein pun langsung memaafkan Piddha. Namun yang paling mengejutkan bagi Piddha adalah Huzein mengajaknya menonton Ludruk sepulang sekolah. Meskipun terkejut Piddha menerima tawaran itu dengan senang hati. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30, Piddha menunggu Huzein yang sedang memesan tiket untuk menonton ludruk. Tanpa disengaja, Piddha dan Huzein bertemu dengan teman – teman sekelasnya yaitu Alfian, Nyna, Fhadyah dan Herman yang juga ingin menonton. “Piddha, Huzein! Kalian berdua kok ada disini?” Tanya Nyna yang curiga “Ini kan tempat umum, terserah kita dong.” Kata Piddha “Hei, kita juga tahu ini tempat umum. Tapi ngapain kalian berduaan nggak ngajak kita? Wah, ada hubungan gelap nih?” kata Alfian menggoda “eh, kita sebarin yuk ke temen – temen yang lain kalo Piddha sama Huzein ada hubungan gelap?” kata Fhadyah “Ih, hubungan gelap apaan sih? Ada – ada aja deh .” kata Piddha membantah “Pokoknya Huzein sama Piddha punya hubungan khusus. Aku akan tetap sebarin ke yang lain ah.” Kata Fhadyah memaksa “Sebarin apaan sih?” kata Huzein ikut membantah “kalo ngga mau kita sebarin, bayarin kita nonton dong Zein.” Kata Alfian “Iya, Bayarin! Bayarin! Bayarin!” kata Alfian, Nyna, Fhadyah dan Herman serempak. “Ih, berisik! Iya, iya, kalian semua aku bayarin.” Kata Huzein “Horeeeee…” kata semuanya serempak Akhirnya Piddha dan Huzein pun gagal untuk nonton berdua. Dengan wajah yang agak murung, Piddhapun menerima semuanya dengan tangan terbuka. Jam sudah menunjukkan pukul 13.30. Anak – anak SMP Pertama pun bergegas untuk pulang. Seperti biasa, Piddha pulang bersama dengan Fhadyah. Diperjalanan berdua saling berbincang – bincang. “Pidh, Sebenernya kamu suka nggak sih sama Huzein?” Tanya Fhadyah Penasaran “Apaan sih Dyah?” kata Piddha “Udahlah jujur raja. Aku tuh udah tau dari sorot mata kamu kalo kamu lagi liat dia.” Ujar Fhadyah “Nah, itu udah tau!” kata Piddha “Oo, jadi emang bener nih?” kata Fhadyah semakin penasaran “he..he.. tapi Kamu jangan kasih tau siapa – siapa ya! Kecam Piddha “iya, iya. Kamu tau nggak sih kalo Huzein kan juga suka sama kamu!” Kata Fhadyah berbohong “Hah? Kamu serius?” Kata Piddha penasaran Kejadian yang sama dialami oleh Huzein. Secara tiba – tiba Alfian langsung menyambar Huzein dari belakang. Tanpa rasa ragu, Alfian pun menanyakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan Fhadyah. “Kamu suka sama Piddha ya? Jujur aja deh. Tenang aja aku nggak bakal bilangin deh.” Ujar Alfian memaksa “ehmm.. Gimana ya? Aku emang suka sih sama Piddha.” Kata Alfian “yaudah, kalo gitu langsung aja tembak si Piddha. Lagipula kan kalo kalian jadian aku bisa dapet PJ.” Kata Alfian “Apatuh PJ?” Tanya Huzein “Kamu norak ah, PJ aja nggak tau. Pj itu pajak jadian, jadi kalau kalian pacaran, kalian harus bayar pajak ke kita – kita. Ngerti?”Jelas Alfian “Mendingan nggak usah jadian deh.” Ujar Huzein “Eh, nggak boleh gitu dong. Cinta itu nggak boleh dipendam, nanti bikin penyakit tau! Lagipula Piddha juga suka kok sama kamu.” Kata Alfian Keesokan paginya, Huzein langsung mengajak Piddha keluar kelas untuk membicarakan sesuatu. “Piddha, emangnya kamu suka sama aku ya?” kata Huzein “hah? Kata siapa? Pasti si Fhadyah. Ehmm, Memangnya kamu juga suka sama aku ya?” Tanya Piddha “Bukan kata Fhadyah kok. Tapi kamu tau dari Alfian ya?” ujar Huzein “Jadi bener Huzein, kamu suka sama aku?” Tanya Piddha penasaran “Ehmm.. iyasih ! tapi memangnya kamu suka sama aku juga?” Tanya Huzein Piddha pun menganggukan kepalanya. “iya? Yang bener? Baguslah. Tapi nani kita bakalan kena PJ. Bangkrut deh aku.” Sambung Huzein.Piddha tertawa Piddha dan Huzein pun akhirnya hidup bahagia sebagai sepsang kekasih. Menskipun mereka merasa bangkrut karena harus mentraktir teman – temannya. ;-) Perhatian ! Cerita ini hanyalah cerita belaka,dengan sedikit perubahan…bagi pihak yang tersangkut jangan dimasukkan dalam perut,ntar mules loe…..wkwkwkwkwk TTD Mr.X by Huzein

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Video

Popular Posts

My Youtube